Sudah lama tidak menulis di Blog ini, setelah sekian lama vakum. Jika tulisanpun kadang tidak fokus dan hanya copas sana dan sini atau coaps dari tulisan lama yang diperbahui datanya. Sebentar lagi di kampus mau UTS (Ujian tengah semester) masa yang biasa bagi seorang dosen dan juga mahasiswa. Ujian biasanya ya tertulis, ada soal dan lembar jawab yang dibagikan ke mahasiswa sejumlah mahasiswa.
Berikut ini sebagai gambaran kasar saja estimasi biaya penyelenggaraan biaya (pengadaan soal dan lembar jawab) buat ujian. Hal yang mungkin tidak difikirkan saat saya jadi mahasiswa atau “orang yang terlibat”. Gambaran Uang ini hanya sebagai asumsi sebuah kampus saja misalnya sebuah Kampus dengan :
- Jumlah Mahasiswa aktif 9000 orang
- Biaya penggandaan soal (fotocopy) Rp 200 / lembar *
- Biaya kertas Lembar jawab HVS garis Rp 300 /lembar *
- Rata Mahasiswa mengambil 20 SKS/semeter, estimasi 6 Mata Kuliah yang diambil sehingga ada 6 kali ujian.
Yuk kita coba hitung sekali biaya penyelenggaraan pembuatan soal dan lembar jawban untuk sekali UTS dengan asumsi seorang mahasiswa akan ujian 6x kali selama ujian. Dalam 1 semeter akan ada 2 kali ujian UTS dan UAS.
- Biaya sekali ujian 9000 Mahasiswa = (200+300) * 9000 Mhs = Rp 4,5 Juta
- Biaya Ujian untuk 6x Ujian Mata kuliah (9000 Mhs) = 4,5 juta * 6 = 27 Juta
- Biaya Total Ujian untuk 1 semeter (UTS+UAS) = 27 Juta * 2 = Rp 54 Juta
- Biaya Total Ujian (UTS+UAS) = 54 Juta * 2 = Rp 108 Juta
Memang mungkin tidak terlalu banyak kali dihitung biaya ujian per mahasiswa hanya sekitar Rp 6.000/Mhs / semester. Namun ini belum termasuk biaya listrik, AC, kerumitan persiapan dan koreksi ujian, dll yang tentunya juga akan diperhitungkan. Disamping setalah ujian usai kertas-kertas tadi menjadi barang yang harus “dibuang”. Dan ini akan berulang pasa setiap semeter/tahun.
Beberapa kampus sudah menerapkan ujian berbasis tanpa kertas (paperless), ujian paperless tidak harus pakai Komputer atau PC. Bisa saja menggunakan perangkat smartphone yang lebih raham lingkungan, lebih hemat serta cepat medapatkan hasil dari assesment yang dilakukan. Cukup banayk juga cara untuk melakukan transformasi merubah “teknik” lama menggunakan cara-cara modern yang lebih baik lagi.
Untuk merubah kebijakan di tingkat institusi mengkin tidak mudah karena terkait dengan banyak hal. Mungkin hal-hal yang bisa mulai dilakukan mulai dari hal sederhana (yang tidak terlau terikat) seperti merubah Kuis paper menjadi paperless secara onlien misalknya dengan : Google Form, Kahoot, dll. Betapa enaknya hidup bisa tanpa harus kertas namun tetap bisa menjawab dan memiliki data secara lengkap.
*) Estimas harga ketas hanya biaya kasar, pada prakteknya biaya kertas bisa sjaa lebih mahal, misal karena harus cetak secara Khusus, menydiakn tambahan kertas soal, kertas untuk corat-corest, dll.
Hmmmm Iya iyaa.. Betul juga. Izin share