Pada Sabtu pagi (29/7/2023), Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran lava pijar. Laporan ini disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), yang memantau gunung tersebut di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Guguran lava pijar tersebut terjadi dalam rentang waktu 6 jam mulai dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB. Guguran-guguran tersebut mencapai jarak luncur sejauh 1.800 meter ke arah barat daya, yakni menuju Kali Bebeng.
Cuaca di sekitar Gunung Merapi pada saat itu dilaporkan cerah. Angin bertiup ke arah timur dengan suhu berkisar antara 13 hingga 16 derajat Celsius. BPPTKG juga mencatat bahwa teramati asap dengan tekanan lemah di kawah gunung, dengan warna asap berupa putih tipis. Selama periode pemantauan, terjadi 28 gempa guguran, dua gempa fase banyak, dan satu kali gempa tektonik jauh di Gunung Merapi.
Baca juga : Juru Kunci Gunung Merapi Mbah Asih, gantikan Mbah Maridjan tahun 2011
Status Gunung Merapi saat itu masih berada pada tingkat siaga (level III) dan status ini belum berubah sejak November 2020. Potensi bahaya saat itu meliputi guguran lava dan awan panas yang berpotensi membahayakan sektor selatan-barat daya, termasuk area Sungai Boyong hingga jarak maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga jarak maksimal 7 kilometer.
Baca Juga : Wisata Grojogan Watu Purbo Merdikorejo Tempel Sleman
Sementara itu, pada sektor tenggara, area yang berisiko meliputi Sungai Woro hingga jarak maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol hingga jarak maksimal 5 kilometer. Jarak lontaran material vulkanik akibat letusan eksplosif juga dapat mencapai radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di daerah-daerah yang berpotensi bahaya tersebut.