Tol laut Bali Mandara, Ini Suasana dan Beda dengan Tol lain

Tol Laut di Pulau Bali ini merupakan Tol laut pertama di Indonesia diberi nama Jalan Tol Bali Mandara. Jalan Tol Bali Mandara- Suasana Tol laut menuju tanjung Benoa di Bali Sembilan Menit Lewat Tol Laut di Bali, Sambil denger Cerita dari Tour Guide Lokal (Bli). Jalan Tol laut saat ini Tol pertama yang melintas laut di Indonesia dan juga mengijinkan roda 2 masuk jalan Tol.

Suasana jalan Tol bali Mandara

Tarif Tol Bali Mandara

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 75/KPTS/M/2022, tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Jalan Tol Bali Mandara (Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa), maka terhitung mulai Sabtu, 26 Februari 2022, pukul 24:00 Wita, Jalan Tol Bali Mandara memberlakukan tarif baru sebagai berikut:

  • Golongan I : Rp. 13.000
  • Golongan II : Rp. 19.500
  • Golongan III : Rp. 19.500
  • Golongan IV : Rp. 25.500
  • Golongan V : Rp. 25.500
  • Golongan VI : Rp. 5.000

Sebelum dibagun Tol Bali ini, satu-satunya akses yang menghubungkan wilayah utara Bali dan selatan bali hanyalah jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai. Jika akses jalan ini terganggu, maka hubungan utara-selatan Bali akan terputus tidak bisa dilalaui. Pada tahun 2010, By Pass I Gusti Ngurah Rai kondisinya sudah sangat macet parah, terutama di persimpangan Dewa Ruci dan persimpangan sebidang (pertigaan) ke arah Bandara Ngurah Rai. Dalam kondisi macet ini untuk menempuh jarak 10km saja diperlukan waktu tidak kurang dari 2 jam.

Kemacetan di Bali tanpa disadari telah menyebabkan ekonomi biaya sangat tinggi, terutama konsumsi bahan bakar, oli, pemakaian suku cadang dan yang paling berharga adalah travel saving time mengingat tujuan wisatawan ke Bali adalah untuk mengunjungi sebanyak mungkin lokasi-lokasi wisata Bali. Kondisi kemacetan di Bali tidak hanya dikeluhkan oleh wisatawan, tapi juga pengusaha hotel, penyedia jasa alat transportasi, sampai sopir taksi.

Konstruksi Jalan Tol Bali Mandara ini dibuat menggunakan pondasi tiang pancang yang berjumlah hampir 14.000 ribu titik pancang, termasuk struktur pondasi jembatan alur nelayan yang memerlukan pemantauan terus-menerus. Untuk mempermudah pemantauan, PT Jasamarga Bali Tol telah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan dan Pemeliharaan. Sistem ini telah mengidentifikasi secara komputerisasi penomoran tiang pancang sehingga memudahkan pemantauan apabila terjadi pergerakan atau masalah lain.

Sedangkan untuk pemantauan struktur konstruksi jalan tol dilakukan dengan pemasangan Structural Health Monitoring System (SHMS). SHMS berfungsi mengukur lendutan vertikal dan kemiringan pier struktur jembatan mengunakan sensor tiltmeter. Sensor tiltmeter yang terpasang berjumlah 22 buah.

Imam Suharjo: