Mbah Maridjan adalah sosok yang sangat dihormati oleh masyarakat di sekitar Gunung Merapi karena dianggap sebagai sesepuh dan juga memiliki kepercayaan sebagai juru kunci Gunung Merapi pada masanya. Namun, Mbah Maridjan telah meninggal dunia pada saat erupsi besar-besaran Gunung Merapi pada tahun 2010. Konsep juru kunci Gunung Merapi terkait erat dengan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa di sekitar Gunung Merapi. Juru kunci dianggap sebagai pemangku adat atau sesepuh yang memiliki kewenangan untuk menjaga keselamatan masyarakat di sekitar gunung dan melakukan ritual atau doa untuk menghormati gunung.
Mbah Maridjan adalah sosok yang dianggap sebagai juru kunci pada masanya, dan ia sangat dihormati oleh masyarakat setempat karena kepercayaannya yang kuat dan kemampuannya untuk membaca tanda-tanda aktivitas Gunung Merapi. Namun, penting untuk dicatat bahwa keyakinan ini bukanlah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada bukti empiris atau pengetahuan rasional.
Baca Juga : Data Nama Relawan / Organisasi Tanggap Bencana di Jogja (DIY)
Sosok juru kunci Gunung Merapi yang kini telah tiada itu ternyata digantikan oleh putranya yang bernama Kliwon Suraksohargo Asihonoo atau kerap disapa Mas Asih. Sebagai juru kunci Gunung Merapi sekarang, Mbah Asih mempunyai tugas, yakni melakukan Labuhan Merapi bersama Keraton Yogyakarta yang dilaksanakan untuk memperingati naik takhta Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana X. Sebelum diangkat sebagai Juru Kunci Merapi, Mbah Asih merupakan salah seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwana X mengangkat menjadi Juru Kunci Merapi pada 4 April 2011.
Dalam praktiknya, pengelolaan Gunung Merapi saat ini dilakukan oleh pihak yang memiliki ilmu dan teknologi dalam pengamatan dan pemantauan aktivitas gunung berapi. Pihak-pihak ini melibatkan sejumlah ahli, seperti geolog dan vulkanolog, serta menggunakan peralatan modern untuk memantau aktivitas Gunung Merapi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi ancaman erupsi.
Meskipun demikian, kepercayaan masyarakat terhadap juru kunci Gunung Merapi tetaplah penting sebagai warisan budaya yang harus dihormati dan dilestarikan. Masyarakat di sekitar Gunung Merapi masih sering melakukan ritual dan doa di kaki gunung sebagai ungkapan rasa hormat terhadap kekuatan alam dan tradisi nenek moyang mereka.