Tulisan ini awalnya hanya pendek saja, namun jadi panjang saat saya tulis di Word, supaya lebih nyaman di baca di Blog tulisan ini saya jadikan beberpa sub tulisan. Berikut beberapa langkah teknis yang biasanya kita lakukan untuk pemasangan WiFi jarak jauh. Hal-hal yang Perlu Perhatikan saat Pointing WiFi. Ini diambil dari studi Kasus di Routerboard Mikrotik (RB) untuk melihat parameter yang diamati. Untuk kasus Link Point to Point pada Jarak jauh antara Titik A dan B. Ada beberapa tahap : Hal-hal yang sebaiknya dipersiapkan dari awal, hal yang dilakukan saat Pointing dan “Sentuhan Akhir” dan Optimasi Link Wifi.
Hal-hal Pertama berikut ini harus bisa dipastikan baik dengan perhitungan atau Survey secara langsung untuk membuat Link jarak Jauh :
- Pastikan ketinggian Tower sudah memenuhi syarat LOS dan Fresnel Zone.
- Pastikan Daya Wifi dengan Antena yang dipilih sudah memenuhi Wifi Link Budget (Calculator).
- Pastikan Merk/jenis Perangkat yang akan dipilih sesuai untuk jarak yang akan digunakan. Anda bisa baca review atau bisa dari pengalaman sebelumnya.
Jika memang sudah yakin dan Siap, maka bisa lakukan proses pointing di Titik A dan B. Jangan lupa persiapkan segala sesuatunya misalnya : Cramping Tool (tang), Kabel dan Konektor, Laptop dengan Battery penuh, Alat Komunikasi, Alat Panjat (keamanan diri), Transportasi ke Lokasi dan software pendukung. Hal-hal Keduan lebih detail Sesaat atau saat Pointing antara lain :
- Lakukan Seting Alamat IP, Bridge, Nama SSID, Mode Wifi dan Testing /Ujicoba dibawah dan jarak dekat pada kedua perangkat. Pastikan dengan Antena lengkap bisa : konek, scanning dan memancarkan sinyal dengan sempurna.
- Pastikan 1 Antena dan Wifi sudah di set sebagai mode Access Point atau “ap bridge” terpasang di Tower site A. Sudah terpasangan dan menuju ke arah yang benar meskipun mungkin belum pas, karena pastinya akan kita pointing nantinya. Penentuan Arah awal bisa menggunakan Peta atau GPS.
- Lakukan pemilihan Kanal yang tepat dengan Survey pada kondisi Wifi dan Antena Sudah terpasang di Site A dan B jika memungkinkan. Sebaiknya ada punya beberapa Opsi Kanal untuk dicoba, terutama pada jarak jauh yang mungkin sinyal terima yang bisa kritis.
- Jika Pointing dilakukan secara bersamaan di kedua lokasi, jika merubah Arah Antena lakukan secara bergantian. Atau mulai Pointing dari Site B dimana Wifi di Site A sudah dinyalakan.
- Di Radio site B, pastikan Mode : Station WDS, band : 2G atau 5G (Sesuai dengan Antena), Channel Width : 20 Mhz (Sesuai di A), ScanList bisa diisi dengan range Frekuensi.
- Amati terutama saat Wifi register di bagian TX/RX Sinyal Strength, SNR,CCQ dan P Throuhput. Paramter ini bisa kita lihat di kedua Wifi.
- Sinyal Strength dalam satuan dBm pada link jarak jauh biasanya berkisar antar -85 hingga -60dBm atau lebih. Sinyal yang terlalu kecil akan menyebabkan Wifi Putus nyambung.
- Begitu pula dengan SNR (Perbadiangan Sinyal terhadap Noise) dalam satuan dB yang bisa dipakai biasanya berkisar antara 10 – 30dB atau lebih.
- Parameter CCQ menunjukan tingkat “kebersihan kanal” dari interfensi dalam persen (%). CCQ yang mendekati 100% adalah ideal namun mungkin akan sulit medapatkan. Umumnya Nulai CCQ skitr 40% sudah cukup baik untuk daerah “wifi yang keruh”
- P Throuhput menunjukan kemampuan bawa Link dalam Kbps semakin besar semakin bagus. Ini hanya menunjukan kemampuan sesaat, kemampuan aktual sebaiknya dilakukan lewat bandwidth test.
Tahap akhir bersambung ke Tulisan saya berikutnya sambil saya persiapkan, mohon bisa sabar menunggu..