Teknologi Cahaya 3D dan Kreativitas: Sumonar 2023 di Jogja

Teknologi Cahaya 3D dan Kreativitas Sumonar 2023 di Jogja

Sumonar 2023, yang diprakarsai oleh Jogja Video Mapping Project (JVMP) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY, diselenggarakan di Jogja tanggal 25 November hingga 5 Desember 2023. Acara ini mempersembahkan berbagai karya seni, termasuk seni instalasi cahaya (3Dimensi /3D) dan karya dua dimensi dari seniman rupa Indonesia.

Tema Sumonar tahun ini adalah ‘Being as Such’, dengan menampilkan atraksi permainan seni cahaya yang menghadirkan karya-karya maestro Indonesia seperti Affandi dan Sudjojono. Museum Affandi dan titik Nol KM Jogja Malioboro dipilih sebagai ruang presentasi utama untuk mengaktualisasi dan memberikan makna baru pada pemikiran para maestro seni Tanah Air.

Sumonar tidak hanya mendekatkan museum kepada masyarakat, tetapi juga menjadi cara baru untuk memperkenalkan karya-karya para maestro seni secara lebih dekat. Festival seni cahaya ini dinantikan dan dianggap sebagai salah satu festival yang mendorong inovasi melalui pemanfaatan teknologi informasi (IT). Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melalui Dinas Kebudayaan, senantiasa memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan acara ini, sejalan dengan Visi Misi Gubernur DIY dalam inovasi dan pemanfaatan IT.

Video Mapping 3D di Jogja (1/12/2023)

Bagaimana Video Mapping dibuat?

Selain itu, berikut adalah panduan lengkap tentang cara membuat video mapping:

  1. Persiapan Peralatan Siapkan peralatan yang diperlukan, termasuk komputer, proyektor video, permukaan proyeksi video, kabel untuk menghubungkan komputer ke proyektor video, dan perangkat lunak. Disarankan untuk menggunakan perangkat lunak seperti HeavyM, yang dirancang khusus untuk video mapping.
  2. Identifikasi Permukaan Proyeksi Pilih permukaan proyeksi yang sesuai, seperti objek, elemen arsitektural, dekorasi, atau aksesori yang dirancang khusus sebagai struktur untuk proyeksi 3D. Terdapat juga kit khusus, seperti kit Olga, yang merupakan struktur segitiga yang mudah dipasang dan digunakan untuk membuat proyeksi 3D.
  3. Pilih dan Identifikasi Proyektor Video Pilih proyektor video yang sesuai dengan ukuran permukaan proyeksi dan tingkat cahaya lingkungan. Kekuatan proyektor video harus disesuaikan dengan ukuran permukaan proyeksi, dengan rekomendasi sekitar 5.000 lumen untuk proyeksi kecil dan hingga 20.000 lumen untuk proyeksi monumen. Posisi proyektor harus dipilih dengan hati-hati, dan proyektor harus stabil, ditempatkan pada ketinggian yang tepat, dan difokuskan dengan benar untuk menghasilkan tampilan yang optimal.
  4. Pengembangan Storyboard, Pemodelan Permukaan Proyeksi, Pembuatan Desain Pergerakan Langkah kreatif dan kompleks ini melibatkan pembuatan animasi yang sesuai dengan permukaan proyeksi. Animasi ini biasanya dibuat oleh motion designer dan diekspor sebagai file video. Teknisi lapangan akan mengadaptasi karya video ini ke permukaan proyeksi menggunakan perangkat lunak video mapping.
  5. Pemilihan Perangkat Lunak Video Mapping Untuk menyederhanakan proses kreatif dan meminimalkan kompleksitas, perangkat lunak seperti HeavyM dapat digunakan. Perangkat lunak ini menawarkan solusi dengan efek visual bawaan yang dapat digabungkan tanpa batas. Ini juga mampu mengadaptasi semua foto dan video yang diimpor serta konten dari aplikasi lain secara langsung ke permukaan proyeksi, menghemat banyak waktu.

Proses pembuatan video mapping melibatkan kolaborasi antara kreatif motion designers, teknisi, dan perangkat keras seperti proyektor video. Proses ini memerlukan perencanaan yang cermat, kesabaran, dan pemahaman yang mendalam tentang elemen desain, pencahayaan, dan perangkat lunak untuk mencapai hasil yang optimal. Video mapping adalah medium yang kuat yang memungkinkan seniman dan desainer untuk menciptakan pengalaman visual yang memukau dan memukau audiens dengan ilusi optik yang menarik.

Imam Suharjo: