Belum lama tahun tentang Seni Topeng Ireng, coba telusur apa sebenarnya Seni Topeng Ireng ini? Dikutip dari magelangkab.go.id “Tari Topeng Ireng merupakan kelompok kesenian nomor 3 yang paling digemari masyarakat di Kabupaten Magelang setelah Hadroh dan Jathilan. Tari Topeng Ireng memiliki tempat tersendiri di masyarakat, sehingga perkembangannya cukup signifikan dan mampu untuk memutar perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Beberapa Waktu lalu, saat balik ke Magelang, seorang tetangga bikin Kanal Youtube dengan nama Nonton Budaya. Kanal ini berisi penampilan seni budaya, saya kita cuma jathilan saja yang ada, tapi saat telusur ada juga Seni Topeng Ireng. Seni ini cukup menarik dan juga dapat view yang banyak, jadi benar apa yang dikatakan Jika Topen Ireng termasuk Populer disini. berikut ini Tulisan yang diambil dari berbagai sumber terpercaya.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Ahmad Husain (2021), saat ini sedikitnya ada 36 kelompok kesenian tradisional yang ada di kawasan Magelang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dan berkembang di masyarakat.
Topeng Ireng
Deskripsi Topeng Ireng adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari desa Tuk Songo Borobudur dan berkembang di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Topeng Ireng, juga dikenal sebagai kesenian Dayakan, merupakan bentuk baru tarian rakyat yang diciptakan sebagai hasil metamorfosis kesenian Gandul Muslimin.
Fungsi Topeng Ireng Buat Apa?
Berdasarkan pengalaman estetis pelaku seni, ada dua fungsi utama dalam pertunjukan Topeng Ireng, yaitu sebagai media ritual dan media ekspresi seni pertunjukan (hiburan).
Siapa pencipta tari Topeng Ireng?
Asal mula kesenian Topeng Ireng di Jawa berasal dari desa Tuk Songo Borobudur sekitar tahun 1930-an. Adalah Pak Lurah Timpal sebagai penggagas dan Bu Sujak sebagai pembuat topeng “ndas-ndasan” untuk kesenian yang sering juga disebut Dayakan.
Dari mana asal pertunjukan tari Topeng Ireng?
Itulah tari Topeng Ireng atau yang dikenal dengan sebutan Dayakan. Tarian rakyat ciptaan baru ini merupakan metamorfosis dari kesenian Kubro Siswo yang berkembang di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tidak hanya sekedar menari, Topeng Ireng juga menjadi simbol kemajuan generasi desa.
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1989 Tari Topeng Ireng mulai masuk ke dalam bentuk tari kreasi baru yang memadukan syiar Islam dan pencak silat. Setiap pertunjukan biasanya dibawakan oleh 10 sampai 20 orang dengan pakaian khas India. Itu karena di setiap tarian, ada mahkota besar yang biasa disebut ‘kuluk’ bulu ayam di kepala para penari. Langkah kaki mereka yang penuh dengan irama gemerincing dari rangkaian lonceng kecil, sepatu bot, jumbai berwarna emas pada setiap pakaian penari, dengan riasan bintik hitam di antara bedak putih memberikan kesan gagah dan percaya diri.