Dusun Kemusuk, yang terletak di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, merupakan salah satu desa dengan jejak sejarah kuat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun kecil, nama Kemusuk berulang kali mencuat dalam sejarah Indonesia—baik karena perannya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, maupun karena tokoh-tokoh nasional yang lahir dari tanah ini.
Kemusuk: Akar Perjuangan dan Identitas
Kemusuk pernah bergemuruh pada tahun 1949, ketika warga desa ikut mempertahankan Yogyakarta dari Agresi Militer Belanda II. Sebanyak 126 warga gugur dalam peristiwa heroik tersebut. Rekam jejak pengorbanan ini menjadikan Kemusuk sebagai salah satu titik penting dalam sejarah perjuangan rakyat Bantul dan DIY.
Kini, berbagai monumen perjuangan masih berdiri di wilayah Argomulyo dan Kemusuk, menegaskan bahwa desa ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan ruang memori perjuangan bangsa.
Kemusuk dan Soeharto: Jejak Sang Putra Desa
Salah satu putra terbesar Kemusuk adalah Soeharto, Presiden Indonesia kedua yang memimpin selama 32 tahun (1966–1998). Lahir di Kemusuk Lor pada 8 Juli 1921, Soeharto tumbuh dalam lingkungan pedesaan dan karakter masyarakat Jawa yang sederhana. Masa kecil dan remajanya ditempa oleh kehidupan desa yang keras namun penuh nilai disiplin, gotong royong, dan religiusitas.
Sebagai pemimpin, Soeharto dikenang dengan berbagai perspektif: dari stabilitas politik dan pembangunan ekonomi hingga kontroversi masa Orde Baru. Terlepas dari pandangan beragam tersebut, tak dapat dipungkiri bahwa Soeharto adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia modern.
Isu Soeharto sebagai Pahlawan Nasional: Mengapa Diperdebatkan?
Gagasan menjadikan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional selalu memunculkan diskusi panjang. Ada tiga alasan utama mengapa sebagian masyarakat mendukungnya:
1. Peran dalam Penumpasan G30S dan Stabilitas Politik
Pendukung Soeharto menilai ia berperan penting dalam mengembalikan stabilitas negara pada masa pergolakan G30S 1965. Keberhasilan menegakkan stabilitas inilah yang kemudian menjadi pondasi awal pembangunan nasional.
2. Keberhasilan Pembangunan
Soeharto dianugerahi gelar “Bapak Pembangunan” karena pada masa pemerintahannya Indonesia mengalami:
- pertumbuhan ekonomi yang stabil,
- peningkatan produksi pangan (swasembada beras 1984),
- pembangunan infrastruktur di berbagai daerah,
- program pendidikan dan kesehatan yang meningkat.
Bagi sebagian masyarakat, capaian pembangunan ini dianggap layak menjadi dasar pemberian gelar pahlawan.
3. Pengaruh Besar dalam Sejarah Indonesia
Suka atau tidak, Soeharto adalah tokoh sentral Indonesia abad ke-20. Dampak kebijakannya dirasakan oleh beberapa generasi. Tokoh dengan peran historis besar sering menjadi kandidat gelar pahlawan, meskipun penilaiannya harus tetap objektif.
Namun, sebagian masyarakat juga menolak gagasan ini karena faktor pelanggaran HAM, korupsi, dan otoritarianisme di era Orde Baru. Karena itu, isu pengangkatan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional terus menjadi pembahasan yang memerlukan kajian mendalam dan perspektif seimbang.
Probosutedjo: Pengusaha, Pendidik, dan Putra Kemusuk yang Visioner
Selain Soeharto, Kemusuk juga melahirkan tokoh nasional lain, yaitu Probosutedjo. Ia dikenal sebagai:
- pengusaha sukses,
- pendidik yang peduli terhadap akses pendidikan pedesaan,
- pendiri Universitas Wangsa Manggala (UNWAMA) di Argomulyo tahun 2008 berubah anam menjadi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).
Probosutedjo juga membawa nama Kemusuk ke panggung nasional melalui kiprahnya di dunia bisnis dan kontribusinya dalam pendidikan. Ia kerap menekankan bahwa pendidikan adalah jalan terbaik bagi warga desa untuk keluar dari kemiskinan.
Kemusuk Hari Ini: Antara Sejarah dan Harapan
Seiring waktu, Kemusuk berkembang menjadi desa dengan identitas kuat: desa sejarah, desa pendidikan, dan desa yang melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh. Rumah masa kecil Soeharto kini telah menjadi Museum HM. Soeharto, menjadi destinasi edukasi sejarah bagi masyarakat luas.
Generasi muda Kemusuk diharapkan dapat mewarisi semangat perjuangan pendahulunya—baik semangat keberanian, kerja keras, maupun dedikasi terhadap pendidikan dan pengabdian masyarakat.
Kemusuk bukan sekadar titik kecil di peta Bantul. Ini adalah desa yang memainkan peran penting dalam perjalanan bangsa. Melalui perjuangan warganya, melalui sosok Soeharto dan Probosutedjo, Kemusuk telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia.
Perdebatan tentang Soeharto sebagai Pahlawan Nasional akan tetap menjadi bagian dari dinamika sejarah. Namun yang jelas, Kemusuk akan terus menjadi saksi perjalanan tokoh-tokoh besar yang lahir dari tanah sederhana namun penuh makna ini.