Tulisan ini buat pengingat saja kita pernah santai dan rasan-rasan klu Covid dulu cuma ada di Wuhan. Waktu kita masih santai dibumbui HOAX klu Corona dari (konsumsi) kelelawar dll. Sekitar Januari 2020 kita warga +62 sebagai penonton TV dan media lain. Beredar Hoax juga klu corona diyakini gak bakal masuk Indonesia, krn disini panas. Virus gak tahan.. dan hoax-hoax yang lain.
Maret-April 2020 : Pernah juga kita lakukan lokal lockdown pada saat itu, mungkin saat kita masih “blm paham” apa itu corona (covid19) dan “sangat merasa” takut dg covid19. Waktu itu kasus baru beberapa puluh hingga ratusan. Sampai kita suka rela tdk MUDIK, padahal biasanya jadi hal yg “WAJIB”. Lockdown lokal seperti cukup efektif waktu itu, tp akhirnya kita lelah sendiri, wes akhirnya biasa kembali dg “new normal”. Disamping juga Pro Kontra mau “lockdown” atau pembatasan wilayah. Selain itu anak-anak kita sekolah dan Kuliah dari Rumah dan para pekerja diupayakan bisa WFH (Work From Home)
Maret- Juli 2020, Tiap sore masih ada siaran langsung Perkembangan Covid dan Bapak dan Ibu itu. Masih bisa dibacakan jumlah dan jenis kasus bersumber dari mana. Sampai akhirnya (22 Juli 2020) Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memastikan tak akan lagi mengumumkan data harian perkembangan kasus Covid-19, seperti yang sudah dilakukan dalam 4 bulan terakhir.
Sambil muncul himbauan New normal (Adaptasi Kebiasaan Baru) awalnya berjalan tertib pakai masker, sediakan t4 cuci tangan, dll. Tp lama kelamaan banyak yg bosen atau LUPA juga atau lelah gak sabar pingin segera Normal. Sementara Si Covid19 gak akan pernah lelah sampai ditemukan Vaksin dan mungkin “obat” yg 100% mujarab.
Jika tidak demikian (ada vaksin 100% ampuh) dan covid tidak bisa dibendung, mungkin benar juga ada yg bilang Semua akan covid pada waktunya (Tp yo jangannn lah.. Covid tdk seringan FLU biasa..).
Jika melihat data di Indonesia dan bbrp daerah, spertinya covid blm mau turun. Beberapa prediksi awal yg seharunya puncak Covid (+62) sudah selesai tp ternyata belum. Masih mundur dan naik2 ke puncak. Beberapa prediksi (MIT) diawal puncak di November 2020 tp dg melihat data smp 28/12 diprediksi puncak diperkirakan Februari 2020. Sekali lagi prediksi bisa meleset.
Disamping tingkat kematian krn covid jg masih tinggi. Berdasarkan laporan hasil analisis WHO 23-29 November, insidensi kematian COVID-19 di Indonesia sebesar 0,34 per 100.000 populasi atau 3,4%.
Ada hal2 yg sama akan yg mkin berulang, smp covid19 benar2 menurun, mereda yg sakit sama dengan yg sembuh atau lebih banyak yg sembuh. Yo wis mungkin covid memang susah di prediksi blm lagi muncul jenis2 virus covid yg bermutasi.
Disisi lain yg dirasakan dan lihat Kasus2 covid terlihat makin ada disekitar kita (tmn, tetangga atau sodara). Iya tidak?
Disisi lain juga para ahli juga terus berkerja tanpa henti membuat alat yg lbh akurat deteksi covid, buat vaksin, dll. Dokter dan paramedis terus bekerja menangani pasien dg layanan yg terbaik. Pemerintah buat kebijakan2 dan banyak yg lain. Sisi lain Virus Covid juga bermutasi dan terlihat gejala orang terkena virus juga tidak seperti biasa.
Ya…kita bagaimana? Tetap semangat dan ttp patuhi protokol kesehatan, mesti kudu lebih sabar dan “ngampet” (nahan).