Foto goa Payaman (2018) Sumber Twitter : @amie_wikhayah
Goa Payaman terletak di Kepuhan RT.11, Argorejo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, sekitar 14 km dari kota Yogyakarta. Goa Payaman terdiri dari dua gua yang terkenal, yaitu Gua Lanang dan Gua Wadon. Sejarah Goa Payaman memiliki kaitan dengan perang-perangan di masa lampau, termasuk perang Kerta Bumi dengan Rana Wijaya serta Demak dengan Majapahit.
Asal mula Goa Payaman bermula dari Bukit Selo, yang dulunya adalah bukit bebatuan dan terjal. Bukit ini menjadi tempat pengungsian bagi Prajurit Majapahit saat terjadi perang saudara, terutama pada masa pemerintahan Kerta Bumi (Brawijaya V) di Majapahit. Goa Payaman menjadi tempat persembunyian bagi para prajurit yang berusaha melindungi diri dari perang-perang yang terjadi pada masa itu.
Sejarah Goa Payaman juga mencakup kisah tentang perang antara Kerajaan Demak dengan Majapahit. Saat R.Patah, yang kemudian menjadi Senopati Demak, ingin menguasai Majapahit, terjadi pertempuran antara Demak dan Majapahit, yang melibatkan Adipati Terung (adik R.Patah) dan Mpu Sopa Anom (adik ipar Sunan Kalijaga), serta R.Rana Wijaya, putra Singha Wikrama.
Gua Payaman kemudian menjadi tempat pengungsian bagi Gusti Pinesti (Browijoyo V), yang merupakan seorang senopati Majapahit yang muda dan pemberani. Dia mengungsi ke Gua Payaman setelah terluka oleh panah saat mengendarai kudanya. Di sana, dia bertemu dengan ayahandanya, Kerta Bumi, dan Mpu Sopa Anom.
Selain itu, dalam sejarah Goa Payaman, terdapat juga kisah tentang Gusti Endro Sujarwo dan Gusti Joko Wiwoho (Purbowiwoho), yang merupakan putra-putra Penging dan saudara ipar Gusti Pinesti. Mereka juga ikut mengungsi ke Gua Payaman untuk menyelamatkan diri dari peperangan.
Setelah masa penjajahan Belanda, Goa Payaman berubah namanya menjadi Gua Panyaman. Di antara para penjaga dan juru kunci Gua Panyaman adalah Raden Bekel Purbo dan Simbah Wono Semito. Setelah Raden Bekel Purbo meninggal, Simbah Wono Semito menjadi juru kunci Gua Panyaman. Kemudian, setelah Simbah Wono Semito juga sepuh, cucunya, Ki Wagiman, menggantikannya sebagai juru kunci Gua Panyaman dan Karang Kabolotan.
Penting untuk dicatat bahwa sejarah dan cerita di atas berdasarkan sumber-sumber seperti Sejarah Nasional, Carita Masyarakat, Babat Tanah Jawa, dan Cerita Legenda. Adapun penulisan ulang ini bertujuan untuk memberikan ringkasan dan gambaran umum tentang Sejarah Goa Payaman. Selain itu, perlu diingat bahwa cerita legenda sering kali mengandung unsur mitos dan interpretasi berbeda, yang menjadi bagian dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Sumber bacaan : https://argorejo.bantulkab.go.id/first/artikel/108